YA. Diberdayakan oleh Blogger.

Kejahatan SYIAH Menyerang AHLUSSUNNAH











Serangan roket dan penembak jitu yang dilakukan oleh pemberontak Syiah Houti ke sekolah Darul Hadist dan lingkungan Sunni di distrik Dammaj pada Sabtu dan Ahad lalu menewaskan lebih dari 30 orang, termasuk mahasiswa asing. Di antara korban ada dua mahasiswa asal Indonesia, dari Medan dan Aceh.
Serangan-serangan itu, yang terjadi pada puncak Asyura yang memperingati kematian cucu Nabi Muhammad, Imam Hussein, menggarisbawahi rapuhnya keamanan di Irak ketika pasukan terakhir Amerika Serikat bersiap-siap menarik diri dari negara itu pada akhir tahun ini.
Dua buah serangan bom telah menewaskan sedikitnya 59 orang dan ratusan lainnya luka-luka di Afghanistan. Serangan ini terjadi bersamaan dengan peringatan hari besar Muslim Syiah, hari Asyura.

Dua kota yang menjadi sasaran serangan bom kali ini adalah ibukota Kabul dan kota di sebelah utara Mazar-i-Sharif.

Serangan ke kota Kabul ini merupakan serangan yang paling mematikan di era Presiden Hamid Karzai, dan ini merupakan kali pertama serangan terjadi pada saat perayaan hari besar keagamaan.

"Saya sedang berada di sana saat orang-orang sedang berkumpul, dan tiba-tiba terjadilah sebuah ledakan dahsyat. Beberapa orang di sekeliling saya jatuh, untung saya tidak apa-apa dan setelah itu saya mencoba untuk berlari," ujar salah satu saksi mata, Ahmad Fawad, seperti dikutip dari AFP, Rabu (7/11/2011).

Seluruh korban yang meninggal adalah umat Muslim Syiah. Mereka terbunuh saat sedang berjalan kaki menuju Masjid untuk melakukan ritual ratapan, sebuah ritual yang wajib dilakukan dalam hari raya Asyura.

"Semua yang meninggal adalah merupakan orang Syiah. Mereka semua sedang akan melakukan salah satu ritual dalam hari Asyura," ujar Juru Bicara Provinsi Kabul, Munir Ahmad Farhad.

Taliban menolak dikatakan sebaai pihak yang bertanggung jawab. Mereka malah menuding, pasukan asing yang beraada di Afghanistan sebagai dalang dibalik semua kerusuhan tersebut.

Sementara itu pihak NATO sendiri melalui komandan lapangannya, Jenderal John Allen menolak untuk menanggapi secara langsung. Namun ia menyatakan itu merupakan sebuah serangan yang sangat keji. "Ini merupakan sebuah serangan terhadap Islam sendiri," tegasnya.

Hari raya Asyura sendiri merupakan hari di mana Imam Hussein, yang juga merupakan cucu Nabi Muhammad SAW dibunuh di kota Karbala pada 680 M. Kematian ini yang menjadi awal mula munculnya gerakan Islam Syiah.
Ribuan kelompok Islam Sunni berunjuk rasa hari Rabu (30/1/2011) kemarin di ibukota Yaman guna memprotes dugaan pengepungan sebuah sekolah agama (pesantren) oleh pemberontak Syiah di utara. Para pemberontak menyerang Universitas Darul-Hadits (Dar al Hadits), yang berada di wilayah kubu pemberontak Saada. Seorang warga Sunni mengatakan, bahwa masih ada ratusan siswa, termasuk warga Barat, dan keluarga mereka yang terjebak di dalamnya.
Sebuah sumber mengatakan hari Ahad ada sekitar 20 orang tewas dan 70 orang lainnya luka-luka dalam serangan terhadap lembaga Sunni di desa Dammaj itu.
Mohammad al-Ammari, juru bicara demonstrasi, mengatakan, setidaknya tujuh ribu orang, termasuk perempuan dan anak-anak, berada di bawah pengepungan di Dammaj.
"Mereka menghadapi pemboman setiap hari oleh Syiah al Houti (Al Khoutsiyin) dan kurangnya makanan dan obat-obatan," kata Ammari.
Dia mengatakan sedikitnya 26 orang tewas sejak awal blokade termasuk sedikitnya dua orang warga Amerika, seorang warga Prancis, Rusia dan sejumlah orang Indonesia dan Malaysia.
Dia menuduh para pemberontak Syiah ingin membangun negara Syiah di utara Yaman.
Sementara itu, Kepala Universitas, Syeikh al-Hajuri Yahya, yang tetap di Dammaj, mendorong para pengikutnya dalam sebuah pernyataan tertulis yang didistribusikan pada rapat umum tersebut untuk memulai "jihad terhadap Syiah Rafida al Houti," menggunakan istilah yang diciptakan oleh Salafy Saudi untuk menggambarkan Syiah.
Dikutip AFP, perwakilan pemberontak 'di Sanaa, Khaled al-Madani, menuduh lembaga Darul Hadits adalah lembaga garis keras yang melakukan penghasutan sektarian.
Seperti diketahui,  kelompok Syi'ah telah melakukan upaya blokade dan pengepungan terhadap Markaz Darul Hadits Dammaj, Yaman. Markas Darul Hadits Dammaj adalah markas kelompok yang menamakan diri mereka sebagai kelompok salafiyin. Tidak ada penjelasan detail sejak kapan pengepungan berlangsung. Demikian laporan yang ditulis Rabi bin Hadi 'Umair al Madkhali yang diperoleh dari situs Sahab.
Rabi bin Hadi 'Umair al Madkhali, salah seorang pemimpin kelompok Salafy, juga mengajak para pengikutnya untuk melawan serangan kelompok Syiah, di Dammaj, Yaman melalui surat tertanggal 4 Dzulhijjah 1432 H yang dipublikasikan di Sahab.net.
Ribuan orang telah tewas sejak pemberontakan dimulai pada 2004. Sebuah gencatan senjata dicapai pada bulan Februari tahun lalu.
Seperti diketahui, Dammaj adalah lingkungan pendidikan yang dibangun untuk tempat menuntut ilmu-ilmu agama, al-Qur`an dan Sunnah, berdasarkan tuntunan para Salafus Shalih. Tempat tersebut dihuni oleh ribuan orang, pria, wanita, dewasa dan anak-anak. Para penuntut ilmu yang datang ke Dammaj tidak hanya berasal dari negeri Yaman, tapi juga negara-negara di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika.
Menurut Abu Aminah dalam pernyataannya, lebih dari 40 pelajaran diajarkan kepada para penuntut ilmu setiap harinya, yang mencakup semua bidang ilmu keislaman. Salah satu pengajar di tempat itu adalah Syeikh Yahya.
Para ulama yang mengajar di Dammaj, telah menerbitkan banyak buku dan tulisan tentang berbagai hal, dari fiqh hingga aqidah.
Upaya teror dan blokade atas Dammaj yang sekarang dilakukan oleh orang-orang Houti pengikut Syi'ah Rafidah, sebelumnya pernah dilakukan juga pada tahun 2009/2010. Namun, orang-orang Syi'ah tersebut tidak berhasil menguasai Dammaj. Sejak itu, menurut Abu Aminah, kebencian mereka semakin bertambah.
Darul Hadits terletak di daerah yang dikuasai oleh pemberontak Syiah Houti, didirikan pada tahun 1980 oleh almarhum Syeikh Muqbil Bin Hadi Al Wadie, seorang ulama Sunni. Saat ini menampung lebih dari 10.000 mahasiswa.
Dua pelajar asal Indonesia dipastikan tewas akibat serangan roket pemberontak Syiah di Yaman. Keduanya tak akan dibawa pulang ke Indonesia, melainkan tetap dimakamkan di negeri rawan konflik tersebut.

Korban tewas pertama diketahui bernama Abu Soleh asal Batubara, Medan. Sedangkan korban kedua bernama Abu Haidar asal Kuala Simpang Aceh.

"Jenazah rencananya dimakamkan di Yaman. Keluarga dan KBRI sudah diberitahu," kata Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Tatang Razak, kepada detikcom,

Sementara untuk korban luka yakni Abdul Hadi asal Medan dan Abu Yusuf asal Ambon masih dirawat di Yaman. Belum bisa dipastikan bagaimana kondisi keduanya.

Sebelumnya, kantor berita Xinhua memberitakan ada serangan kelompok Syiah ke sekolah Dar al-Hadits yang dikelola oleh kaum Sunni. Sedikitnya 24 orang tewas saat terjadi baku tembak antar keduanya. Dua di antara korban diduga pelajar Indonesia.

"Tembakan yang menargetkan Sunni-pengelola sekolah Islam dan wilayah sekitarnya di Kota Damaj bagian utara Houthi yang dikuasai Saada, menewaskan 24 orang, termasuk 3 pelajar asing, 2 orang warga negara Indonesia dan 1 orang warga negara Amerika," kata sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.

Dar al-Hadits adalah sekolah yang muridnya banyak berasal Yaman dan banyak negara lainnya. Oleh pemberontak Syiah, sekolah ini dipandang sebagai ancaman lantaran mengisi wilayah utara.

Seorang guru sekolah Dar al-Hadits mengatakan, pihak pemberontak yang berasal dari suku Huthi meminta sekolah ditutup selama 2 minggu dan memblok pengiriman makanan untuk 10.000 orang.

Suku Huthi diduga telah memperkuat basisnya di Provinsi Yaman Utara dalam beberapa bulan terakhir menyusul maraknya pemberontakan rezim Anti-pemerintah.
Meski keadaan amat mempritinkan, akibat diblokade total oleh pemberontak Syi’ah Al Houti (Al Khutsiyin),sekitar 100 lebih santri asal Indonesia yang tengah belajar di Dar Al Hadits, Dammaj, Yaman menolak dievakuasi pihak pemerintah Indonesia (Kedutaan Besar Indonesia/KBRI). “Mereka malah berkeras bertahan di sana sampai titik darah penghabisan,” kata Kepala Kantor KBRI di Yaman, Agus Budiman dikutip tempointeraktif, Jumat (02/12/2011).
Alasan kuat untuk bertahan, tak lain adalah ingin “berjihad” melawan serangan kelompok pemberontak Syi’ah yang dikenal penentang pemerintah Yaman ini.  Selain itu, juga keputusan pemimpin utama pesantren Dar Al Hadits, Syeih Yahya al Hajuri,  untuk melawan kaum pemberontak.
Alasan ini juga disampaikan beberapa murid Syeikh Yahya di Indonesia dan memiliki santri yang masih bertahan di Dar al Hadits.
“Kemungkinan ada sekitar 100-an anak dari Indonesia diperkirakan di sana. Mereka tetap bertahan untuk melanjutkan perjuangan. Insya Allah, kasusnya jauh lebih besar dari Ambon, “ ujar Ahmad, kepada hidayatullah.com, Jumat (02/12/2011), salah satu pengelola web Isnad.net, yang berafiliasi dengan Dar Al Hadits, yang juga terus memberitakan kabar terakhir kondisi Dammaj ini.
Sebelumnya telah diberitakan, 25 santri Dar al-Hadits telah menjadi korban serangan pemberontak Syiah. Dua diantaranya adalah warga Negara Indonesia. Mereka adalah Muhammad Shalih (30) dan Jumairi Abdullah (24). Mereka meninggal hari Sabtu, disebabkan terkena pecahan mortir di bagian kepala dan dada. Shalih berasal dari Sumatera Utara dan Jumairi berasal dari Banda Aceh.
Yang agak menghawatirkan adalah pasokan makanan dan obat di Kota Dammaj, Provinsi Sa'dah, Yaman, yang digempur pemberontak Syiah al-Houthi semakin menipis. Termasuk listrik dan akses komunikasi. Sementara Kedutaan Besar di Ibukota, Sanaa, tidak bisa berbuat banyak dalam memberikan bantuan kepada WNI yang terkepung.

Semoga ALLAH menguatkan saudaraku Ahlussunnah di Darul Hadits Dammaj Yaman … kemana partai dan ormas islam … pembantu di demo’in … giliran saudaranya muslim … kok diam saja … mana partai islam yang di parlemen… mana peduli kalian …??
Sungguh sangat menyedihkan dimana kepedulian umat ini (indonesia-red), disaat saudara2 muslim kita santri di dammaj, Yaman bertaruh nyawa saat diserang oleh gerombolan pemberontak SYIAH Rafidhah Houthi. Berita ini hampir atau sedikit sekali dipublish di media, di kompasiana hanya 1 postingan yang memberitakan krisis di yaman ini.Entah apakah karena mereka tidak tahu bahaya laten syiah, yang di negeri ini siang malam mereka berjuang me-syiahkan kaum muslimin, dan semenjak reformasi mereka berani unjuk gigi diantaranya melalui peringatan hari asyura, dengan topeng taqiyah banyak sudah umat yang terperdaya.berita disini.
Alhamdulillah secara pribadi saya mengikuti beritanya di jejaring social, semoga dengan berita ini banyak umat islam yang sadar akan SYIAH dan permusuhannya terhadap Islam, seperti nenek moyang mereka.
Sebagaimana kabar Minggu lalu bahwa 20 orang tewas dan 70 lainnya mengalami luka-luka dalam serangan terhadap lembaga tersebut di desa Dammaj. Menurut Muhammad al-Ammari, juru bicara demonstran, setidaknya tujuh ribu orang, termasuk perempuan dan anak-anak, berada di bawah pengepungan di Dammaj. “Mereka menghadapi pemboman setiap hari oleh Pemberontak Syiah Houthi dan mengalami kekurangan makanan dan obat-obatan,” kata Ammari. Dia mengatakan sedikitnya 26 orang tewas sejak awal blokade termasuk sedikitnya dua warga Amerika, seorang warga Prancis, Rusia dan sejumlah orang Indonesia dan Malaysia yang sedang menuntut ilmu di sekolah Darul Hadits

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Popular Posts

Berpacu dalam Prestasi

Photobucket